Archive for 2013
Makanan Khas
By : UnknownMakanan Khas
Tegal dikenal dengan tahu aci dan pilus. Makanan khas lain yaitu Soto Tegal (memakai tauge dan tauco dengan campuran daging ayam, sapi atau jeroan babat), Kupat Glabhed (ketupat dari beras yang diberi kuah kental dan dimakan bersama sate kerang/sate dari daging blengong(sejenis unggas/bebek)). Minuman yang terkenal yaitu teh poci khas Tegal (teh yang diseduh air panas di dalam wadah poci terbuat dari tanah liat dan untuk pemanisnya diberi gula batu.Untuk makan sehari-hari biasanya disebut Nasi Ponggol ( berisi lauk yang terdiri dari Tahu, Tempe, Ikan Asin Oreg Oreg Tempe Berupa Tempe yang diiris kecil kecil dibumbui dengan Tumis ) Akhir akhir ini banyak disebut orang di Kota Tegal Ponggol Setan ( karena dijualnya malam setelah Jam 6 malam sampai pagi hari ) Konotasi "Setan " karena rasanya yang pedas bagai kesetanan.
Beberapa makanan kecil yang saat ini sudah agak langka adalah Glothak (semacam bubur terbuat dari gembus/dage dengan kuah kaldu dan cabai hijau). Makanan semacam ini biasanya banyak dijual saat bulan Ramadhan. Ada juga kupat bongko, rujak kangkung, bubur blohok dan rujak uleg. Belum lagi kini olos yang juga merupakan jajanan tradisional Tegal sedang menjadi tenar di kalangan anak muda. Olos merupakan paduan tepung aci dan terigu yang dibuat bulatan kecil dan digoreng kering, di dalamnya berisi sayuran (biasanya kubis) atau bisa juga dengan isi lain. Namun di setiap olos terdapat potongan cabe rawit yang akan memberikan sensasi pedas.
Sate Kambing Tegal juga cukup banyak disukai oleh masyarakat hingga diluar Tegal. Sate Kambing Tegal terbuat dari daging kambing muda biasanya berumur di bawah lima bulan (balibul)yang sangat empuk dan beraroma khas karena tidak terlalu banyak olesan bumbu pada saat membakarnya. Disajikan dengan kecap manis, irisan bawang merah, tonmat dan cabe rawit. Sangat lazim dihidangkan bersama teh poci gula batu.
Tag :
Makanan Khas,
Tegal Keminclong Moncer Kotane
By : UnknownLagu Tegal "Keminclong Moncer Kotane"
Pan balik ya mana los/Pan balik ya mana los/Sebelumnya lagu ini pernah dibahas pada postingan Download Lagu Asli Tegal (http://infotegal.com/2011/01/download-lagu-asli-tegal/). Lagu ini tercantum dalam SK kota Tegal yaitu Surat Keputusan (SKep) Nomer 07/Taun 2004, yang utama untuk motivasi gerakan kebersihan kota.
Enyong ora bakal ngganduli…
Ana sate ana sauto/Aja nggajog aja Mlongo/
Keminclong Segarane/ Keminclong Segarane/
Kinclong Kinclong/
Bening Kaya Kaca…
Resik-Resik Sawise Didis/
Ora Sisik Ora Busik/ Kabeh Kalis…
Menurut informasi yang InfoTegal dapatkan, lagu ini menjadi lagu wajib Kota Tegal. Lagu ini diciptakan oleh Yono Daryono warga Jalan Slamet Gang Al Bahar, Kelurahan Panggung pada tahun 2004.
Tidak hanya itu, ternyata lagu ini pernah dijadikan lomba yang diselenggarakan oleh Dinas Perhubungan Pariwisata dan Seni Budaya, Kamis (10/4/2008) di Sebayu FM, Kota Tegal.
Tag :
Tegal Keminclong,
Batik Tegalan
By : Unknown
Batik Tegalan
Pembatikan
dikenal di Tegal akhir abad ke-19. Pewarna yang dipakai waktu itu
buatan sendiri yang diambil dari tumbuh-tumbuhan: pace/mengkudu,
nila, soga kayu dan kainnya tenunan sendiri. Warna batik Tegal
pertama kali ialah sogan dan babaran abu-abu setelah dikenal nila
pabrik, dan kemudian meningkat menjadi warna merah-biru. Pasaran
batik Tegal waktu itu sudah keluar daerah antara lain Jawa Barat
dibawa sendiri oleh pengusaha-pengusaha secara jalan kaki dan mereka
inilah menurut sejarah yang mengembangkan batik di Tasik dan Ciamis
di samping pendatang-pendatang lainnya dari kota-kota batik Jawa
Tengah.
Pada
awal abad ke-20 sudah dikenal mori import dan obat-obat import baru
dikenal sesudah perang dunia kesatu. Pengusaha-pengusaha batik di
Tegal kebanyakan lemah dalam permodalan dan bahan baku didapat dari
Pekalongan dan dengan kredit dan batiknya dijual pada Cina yang
memberikan kredit bahan baku tersebut. Waktu krisis ekonomi
pembatik-pembatik Tegal ikut lesu dan baru giat kembali sekitar tahun
1934 sampai permulaan perang dunia kedua. Waktu Jepang masuk kegiatan
pembatikan mati lagi.
Tag :
Batik,
Mantu poci
By : Unknown
Mantu Poci adalah salah
satu kebudayaan di wilayah Tegal, dengan acara inti melangsungkan
'pesta perkawinan' antara sepasang poci tanah berukuran raksasa.
Mantu poci pada umumnya
diselenggarakan oleh pasangan suami istri yang telah lama berumah
tangga namun belum juga dikarunai keturunan. Seperti layaknya pesta
perkawinan, mantu poci juga dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan
undangan. Lengkap dengan dekorasi, sajian makanan, dan beraneka
pementasan untuk menghibur para undangan yang hadir. Tak lupa pula,
di pintu masuk ruang resepsi disediakan kotak sumbangan berbentuk
rumah.
Selain sebagai harapan
agar pasangan suami istri segera mendapatkan keturunan, mantu poci
juga bertujuan agar penyelenggara merasa seperti menjadi layaknya
orang tua yang telah berhasil membesarkan putra putri mereka,
kemudian dilepas dengan pesta besar dengan mengundang sanak saudara,
dan relasi.
Dewasa ini Mantu Poci
sudah jarang digelar di Tegal. Salah satu repertoar yang diusung oleh
Dewan Kesenian Kota Tegal di Anjungan Jawa Tengah, Taman Mini
Indonesia Indah (TMII) tahun 2003 adalah mementaskan drama berjudul
Kang Daroji Mantu Poci, dikemas secara komedi
Bangunan Bersejarah
By : UnknownBangunan bersejarah di Kota Tegal
Bangunan besejarah yang ada di kota Tegal kebanyakan berarsitektur Belanda. Berikut data bangunan yang masih dapat kita saksikan:- Stasiun Kereta Api
- Gedung DPRD
- Balai Kota dan rumah dinas Walikota
- Kantor pos
- Markas TNI AL
- Pasar pagi
- Menara air di jalan Pancasila
- Gedung Universitas Pancasakti
- Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus
- Kelenteng Tek Hay Kiong, jalan Veteran
- Sebagian rumah tinggal di jalan Veteran, A Yani, Sudirman, kelurahan Kauman
Tag :
Bangunan Bersejarah,
Budaya
By : UnknownBudaya
Meskipun kota Tegal tidak diakui sebagai pusat budaya Jawa, namun kesenian di sini berkembang cukup pesat. Berbagai macam diskusi budaya digelar dengan menghadirkan budayawan nasional dan lokal. Kesenian asli Kota Tegal adalah tari endel dan balo-balo. Ibu Sawitri merupakan generasi pertama penari endel. Selain itu, seni sastra dan teater juga juga merupakan andalah Kota Tegal. Penyair Tegal yang termasuk dalam angkatan 66 adalah Piek Ardijanto Soeprijadi dan SN Ratmana. Sementara Widjati digolongkan ke dalam penyair Angkatan '00' (Kosong-kosong). Kota Tegal tercatat memiliki dua tokoh perfilman nasional yang cukup produktif yaitu Imam Tantowi (sutradara dan penulis skenario), dan Chaerul Umam (sutradara).Beberapa teater yang kiprahnya menasional antara lain teater RSPD (Yono Daryono), teater Puber (Nurhidayat Poso), teater Wong (M Enthieh Mudakir), teater Hisbuma (Dwi Ery Santoso), dan Teater Q (Rudi Itheng). Di bidang musik, tercatat beberapa nama yang menjadi cikal-bakal lahirnya musik Tegalan yaitu Hadi Utomo, Nurngudiono, dan Lanang Setiawan.
Keberadaan Gedung kesenian (bekas Gedung Wanita) di jalan Setiabudi menjadi wahana ekspresi para seniman Kota Tegal. Kesenian di kota ini cukup menarik perhatian para peneliti dari luar negeri, antara lain Richard Curtis (Australia), dan Anton Lucas (Australia, penulis buku Peristiwa Tiga Daerah).
Pemerintah Kota Tegal, pada tahun 2008 menganggarkan pembangunan Taman Budaya Tegal yang dimulai tahun 2009, berlokasi di Jalan Kolonel Sugiyono, satu komplek dengan Gedung PPIB yang nantinya akan merupakan pusat kesenian Jawa Tengah bagian barat.
Sumber
Tag :
Budaya Tegal,
Kota Tegal
By : UnknownKota Tegal adalah salah satu kota di provinsi Jawa Tengah. Kota ini pernah menjadi cikal-bakal berdirinya Korps Marinir seperti tercatat dalam Pangkalan IV ALRI Tegal dengan nama Corps Mariniers, pada 15 November 1945. Kota Tegal berbatasan dengan Kabupaten Brebes di sebelah barat, Laut Jawa di sebelah utara, serta Kabupaten Tegal di sebelah selatan dan timur. Hari jadi Kota Tegal adalah 12 April 1580.
Tahun 2008 menandai sejarah baru kepemimpinan Kota Tegal, karena tahun itu pula untuk kali pertama Walikota dipilih secara langsung oleh rakyat Kota Tegal. Hasilnya, pasangan Ikmal Jaya, SE Ak/ Ali Zainal Abidin, SE memenangi pemilihan. Mereka dilantik pada tanggal 23 Maret 2009 oleh Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo.
Epistemologi
Penggunaan nama/kata Tegal mengacu kepada istilah tegalan, tetegil (ladang), atau nama sebuah desa yang pada mulanya adalah merupakan bagian dari Kabupaten Pemalang yang setia kepada trah Kerajaan Pajang.Geografi
Kota Tegal berada di jalur pantai utara (pantura) Jawa Tengah, terletak 165 km sebelah barat Kota Semarang atau 329 km sebelah timur Jakarta. terletak diantara 109°08’ - 109°10’ Bujur Timur dan 6°50’ - 6°53’ Lintang selatan, dengan wilayah seluas 39,68 Km² atau kurang lebih 3.968 Hektar. Kota Tegal berada di wilayah Pantura, dari peta orientasi Provinsi Jawa Tengah berada di Wilayah Barat, dengan bentang terjauh utara ke selatan 6,7 Km dan barat ke timur 9,7 Km. Dilihat dari letak geografis, posisi Tegal sangat strategis sebagai penghubung jalur perekonomian lintas nasional dan regional di wilayah Pantura yaitu dari barat ke timur (Jakarta-Tegal-Semarang-Surabaya) dengan wilayah tengah dan selatan Pulai Jawaa (Jakarta-Tegal-Purwokerto-Yogyakarta-Surabaya) dan sebaliknya. Dengan curah hujan yang sangat rendah, temperatur (suhu) rata-rata kota ini mencapai 35 derajat celcius.[3]Pemerintahan
Dasar hukum
- Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah Kota Besar dalam lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang perubahan Undang-undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 tentang pembentukan Kota-kota Besar dan Kota-kota Kecil di Jawa jo. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1986 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal dan Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal;
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1986 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal dan Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal;
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007 tentang Perubahan Batas Wilayah Kota Tegal dengan Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah di Muara Sungai Kaligangsa;
- Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2007 tentang Perubahan Batas Wilayah Kota Tegal dengan Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah di Muara Sungai Kaligangsa;
- Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 3 Maret 1988 Nomor 185.5-212 tentang Penetapan Batas Baru secara pasti antara Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal dan Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal;
- Instruksi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 136/113/88 tentang tindak lanjut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 185.5-212 tentang Penetapan Batas Baru secara pasti antara wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal dan Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal;
- Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal Nomor 6 Tahun 1988 tentang Perubahan Batas dan Luas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal dan memberlakukan semua Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Kota Tingkat II Tegal serta Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Tegal di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal.
Pusat pemerintahan
Balaikota Tegal sebagai pusat pemerintahan Kota Tegal semula menempati gedung yang kini digunakan untuk gedung DPRD Kota Tegal. Namun sejak tahun 1985, pusat pemerintahan dipindahkan ke bekas pendopo Kabupaten Tegal, di kawasan alun-alun. Kolonel Laut (Purn) Adi Winarso, S.Sos adalah putra Tegal pertama yang menjabat sebagai Walikota selama dua periode, 1999 - 2004 dan 2004 - 2009 melalui pemilihan tidak langsung.Tahun 2008 menandai sejarah baru kepemimpinan Kota Tegal, karena tahun itu pula untuk kali pertama Walikota dipilih secara langsung oleh rakyat Kota Tegal. Hasilnya, pasangan Ikmal Jaya, SE Ak/ Ali Zainal Abidin, SE memenangi pemilihan. Mereka dilantik pada tanggal 23 Maret 2009 oleh Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo.
Walikota
- D.J. Spanjaard (1929-1933)
- J.J.Ph. Koppenol (1934)
- A.M. Pino (1935-1937)
- Mr. W.A. Court (1937-1941)
- H. Leenmans (1941-1942)
- Mr. Besar Martokoesoemo (1942-1945)
- R. Soengeb Reksoatmodjo (1945-1948)
- HRM. Soepoetro Brotodihardjo (1948-1962)
- Drs. Tadi Pranoto (1962-1965)
- R. Soebagjo (1965-1967)
- Sardjoe (1967-1979)
- Arjoto S.H. (1979-1984)
- Sjamsuri Mastur (1984-1989)
- H.M. Zakir (1989-1998)
- Adi Winarso, S.Sos. / Dr. Maufur (1999-2009)
- H. Ikmal Jaya, SE, Ak. / Ali Zaenal Abidin, S.E. (2009-sekarang)
Tag :
Tegal Kota,